SELAMAT DATANG

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh............ Pengunjung yang budiman Dengan adanya Blog ini kami bermaksud ingin memberikan informasi mengenai LDII khususnya di Demak. mulai dari Program dan kegiatan2 yang dilakukannya. Mudah2an Blog ini bisa menjadi suatu media untuk mendapatkan informasi yang berimbang mengenai LDII sehingga pengunjung bisa memberikan penilaian yang obyektif mengenai LDII tidak hanya dari satu sumber saja. Akhirnya kita tetap bisa mewujudkan ukhuwah islamiyah, dan tidak mudah terprovokasi. Amiiin...

Rabu, 07 Desember 2011

Waspadai,narkoba beredar disekolah

image JAKARTA, suaramerdeka.com - Peredaran narkoba di masyarakat kian memprihatinkan. Beberapa tahun silam sempat dikabarkan adanya senyawa narkotika di dalam cairan bolpoin beraroma, baru-baru ini yang marak diperbincangkan adalah narkoba yang dikemas dalam bentuk permen.
Belum diketahui motif para pelaku, entah hanya motif ekonomi atau sengaja hendak merusak generasi muda negeri ini, yang jelas permen-permen ini sudah mulai beredar di sekolah wilayah Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Informasi tersebut dengan cepat juga beredar melalui broadcast message di kalangan pengguna Blackberry.
Sediktinya lima murid TK Sekar Bangsa, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (9/6) pagi, mendadak teler setelah secara tak sengaja mengonsumsi "permen coklat" yang diduga mengandung Happy Five atau narkoba berjenis psikotropika. Kelima bocah itu dirawat di RS Fatmawati untuk mendapatkan pertolongan.
Kasus ini semula diduga sebagai keracunan biasa. Namun, keterangan dari dokter Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Fatmawati, dr Ugi Sugiri didampingi Rista Malau, manajer RS, sungguh mengejutkan. Ugi menjelaskan dari hasil pemeriksaan laboratorium, kelima murid TK tersebut mengomsumsi makanan yang mengandung zat adiktif jenis obat penenang.

"Untuk jenis dan mereknya saya kurang hafal, yang jelas mengandung amphetamin," katanya.
Menurut keterangan yang diperoleh dari empat murid TK  yang rata-rata berusia 6 tahun, Noval, Valerian Andri, Rusli, dan Ardian, sekitar pukul 09.30 WIB atau pada saat sekolah sedang istirahat, diberi permen oleh rekan sekelasnya, Rida. Kepada teman-temannya, Rida mengaku permen coklat tersebut dibawa dari rumah atas pemberian orang tuanya, Sri Sumarniah.
Kelimanya kemudian mengonsumsi "permen coklat" inibersama-sama. Selang 30 menit kemudian, mereka terlihat berjalan sempoyongan hingga membuat para guru kelabakan. “Mereka langsung dibawa ke UKS, tapi kondisinya tidak membaik juga. Akhirnya kami bawa ke rumah sakit,” jelas Yana, salah seorang guru TK Sekar Bangsa yang berlokasi di Jalan Bangau itu.
Lapor Polisi
Terkait dengan informasi itu, Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nugroho Aji Wijayanto mengatakan, pihaknya hingga kini belum pernah melihat narkoba jenis seperti itu.
"Kami belum pernah lihat permen yang katanya mengandung narkoba. Jadi, kami harus lihat dulu permennya seperti apa," ungkap Nugroho, Selasa (6/12).
Nugroho meminta orangtua murid yang mengetahui informasi itu untuk melaporkannya ke aparat kepolisian. "Lebih baik kalau ada contohnya, tentunya permen itu akan kami periksa di laboratorium sehingga bisa diketahui dengan pasti apakah mengandung narkoba atau tidak. Kalau iya, bisa ditentukan narkoba golongan apa," papar Nugroho.

BAHAYA NARKOBA BAGI REMAJA

Oleh : Zaldy Munir
NARKOBA atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA, yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.


Masalah pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut. Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi pencegahan penaggulangan terhadap NAPZA.


Narkotika menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.



PENYEBABNYA SANGATLAH KOMPLEKS AKIBAT INTERAKSI BERBAGAI FAKTOR


1. Faktor individual 


Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA, seperti kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif, murung, pemalu, pendiam dan sebagainya.



2. Faktor Lingkungan 


Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan kurang baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat, seperti komunikasi orang tua dan anak kurang baik, orang tua yang bercerai, kawin lagi, orang tua terlampau sibuk, acuh, orang tua otoriter dan sebagainya.


Faktor-faktor tersebut di atas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi, makin banyak faktor-faktor di atas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.



GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA


1. Perubahan Fisik


Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif. Bila terjadi kelebihan dosis (Overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal. Saat sedang ketagihan (Sakau) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.



2. Perubahan sikap dan perilaku


Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab. Pola tidur berubah, bergadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja. Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin. Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan anggota keluarga yang lain.


Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga yang lain. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan, tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan, pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.



UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA 


Upaya pencegahan meliputi 3 hal : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan melakukan intervensi. Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.


Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan menghormati pendapat anak. Memperkuat kehidupan beragama. Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi dengan anak.***